EVI SETIA

EVI SETIA

Kamis, 28 November 2013

AKU YANG PENUH SYUKUR


Assalamu'alaikum wr wb :)


Salam sejahtera bagi saudara2ku dimanapun mereka berada. Ingin berbagi sesuatu nih..

Hal yang terindah dalam hidup adalah BERSYUKUR. Berjuta nikmat dan karunia yang telah ALLAH SWT berikan kepadaku benar2 INDAH.


Aku yang lemah tanpa perlindungan-NYA....
Aku yang tak berdaya tanpa pertolongan-NYA...
dan Aku yang Hina tanpa pengampunan-NYA...

MAHA BESAR ENGKAU YAA ALLAH...
Jadikan lah hamba seorang manusia yang sentiasa bersyuku atas segala kehidupan yang aku lalui.
Jagalah hati hamba untuk selalu mengingat-MU.
Sesungguhnya Engkaulah TUHAN yang Mengerti akan hati dan perasaan hamba.
Tuntunlah hamba untuk selalu berada di Jalan MU Yaa ALLAH...
Lindungilah disetiap LangkahKu....
Hindarkanlah Hamba dari Segala sesuatu yang menjerumuskanku dari Lurusnya JalanMU.
AMIIN :)


Minggu, 24 November 2013

DP BBM CANTIKK : EVI SETIA :D

DP BBM GUE :p


Pengertian Penyakit Degeneratif : Evi Setia




DEGENERATIF

Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan.penyakit ini terjadi seiring bertambahnya usia
Ada sekitar 50 penyakit degeneratif, diantaranya penyakit jantung, diabetes, stroke dan osteoporosis.

DINAMIKA TEKANAN INTRAKRANAL__EVI SETIA




Hubungan ICP dan Volume
  • Tengkorak orang dewasa kaku dengan volume intrakranial yang konstan
  • Namun, saat lesi meluas, TIK awalnya tidak meningkat, karena:
    • cairan cerebrospinal (CSF), darah, cairan ekstraselular (ECF) dan cairan intraseluler (ICF) dikeluarkan dari kepala
    • jaringan otak bergeser ke kompartemen yang bertekanan lebih rendah (herniasi)
  • Saat kompensasi mencapai batasnya, TIK meningkat secara eksponensial
  • TIK normal: <15 mmHg (8-18 cmH20) untuk dewasa, dan 3-7 mmHg (4-9,5 cmH20) untuk anak; angka ini dapat bervariasi dengan posisi pasien
  • Pertimbangkan terapi TIK tinggi jika TIK > 20-25 rnmHg

Pengukuran TIK
  • Punksi lumbal (LP) (kontraindikasi jika diketahui / dicurigai terdapat lesi massa intrakranial)
  • Kateter intraventricular / ventriculostomy / drain ventricular eksternal (standar baku) memungkinkan drainase CSF terapetik untuk menurunkan TIK, jika terdapat gradien massa dan tekanan, maka drainase dapat meningkatkan gradien tersebut)
  • Lainnya: fibreoptic monitor (intraventricular, intraparenchymal, subdural), subaraknoid bolt (sekrup Richmond), dan monitor epidural
Cerebral Blood Flow (CBF)
  • CBF ditentukan oleh cerebral perfusion pressure (CPP) dan cerebral vascular resistance
  • CPP normal >50 mmHg pada orang dewasa
  • Autoregulasi otak mempertahankan CBF tetap konstan  walaupun terdapat perubahan CPP (kompensasi), kecuali pada keadaan berikut
-         TIK yang tinggi dimana CPP <60 mmHg
-         MAP>150 mmHg atau MAP <50 mmHg
-         Cedera otak : misal, subarachnoid hemorrhage (SAH), trauma parah
Peningkatan TIK
Penyebab peningkatan TIK
-         Peningkatan volume darah intracranial
  • Hipoventilasi –>  meningkatkan pCO2/menurunkan pO2 –> vasodilatasi
  • Obstruksi aliran Vena (thrombosis sinus venosa atau sindroma vena cava superior (SVC))
  • Cranial dependency, Valsalva
-         Edema cerebral: vasogenic (kerusakan pembuluh darah), cytotoxic (kematian sel), osmotik (hyponatremia acut, encephalopathy hepatic)
-         Hydrocephalus
-         Lesi masa intrakranial (tumor, pus, darah , fraktur depresi tulang kepala,  benda asing)
-         Tension pneumocephalus
-         Status epilepticus
-         Encephalopathy Hipertensi (kehilangan autoregulasi dan edema otak)
Gambaran Klinik
Peningkatan ICP akut
-         Sakit kepala
-         Mual / muntah
-         Penurunan kesadaran, jika TIK = tekanan darah diastolic atau terjadi kompresi mesencephalus
-         GCS turun
-         Papilledema ± perdarahan retina (yang dapat terjadi dalam 24-48 jam)
-         Pergerakan ekstra okuler abnormal
  • Kelumpuhan CN VI seringkali salah ditentukan letaknya karena masa penyebab dapat terletak jauh dari saraf nya.
  • Lumpuh gerak bola mata ke atas (biasanya pada anak dengan hydrocephalus obstruktif)
-         Sindroma herniasi
-         Tanda/gejala fokal akibat lesi tersebut

Peningkatan ICP kronik
-         Sakit kepala
  • Postural: memburuk jika batuk, mengedan, Valsalva
  • Sakit kepala  Pagi /sore –> saat terjadi vasodilatasi akibat peningkatan CO2 dan juga posisi berbaring.
  • Perubahan Penglihatan
-         Karena papilledema
-         “bintik buta” yang meluas, pada tahap lanjut à lapangan pandang menyempit secara episodic (“grey-outs”)
-         Atropi optic (papil)/ kebutaan
-         Bedakan dengan papillitis (yang biasanya satu sisi/ unilateral disertai penurunan ketajaman penglihatan)
Diagnosis diferensial umum pada kasus bedah saraf
Lesi Masa Intrakranial
-         Tumor
  • Metastasis tumor
  • Astrocytoma
  • Meningioma
  • Vestibular schwannoma (acoustic neuroma)
  • Pituitary adenoma
  • Primary CNS lymphoma
-         Pus/inflamasi
  • cerebral abscess / abses serebri
  • cerebritis (missal, HSV encephalitis)
  • tumefactive multiple sclerosis (MS)
-         Blood
  • Hematoma extradural (epidural)
  • Hematoma subdural
  • Stroke ischemic
  • Hemorrhage: subarachnoid hemorrhage (SAH),  intracerebral hemorrhage (ICH),  intraventricular hemorrhage (IVH)
-         cyst
Penyakit dan Kelainan Tulang Belakang
-         Extradural
  • Degeneratif: herniasi diskus, canal stenosis, spondylolisthesis/spondylolysis
  • Infeksi /Inflamasi: osteomyelitis, discitis
  • Ligamentosa: ossification of posterior longitudinal ligament (OPLL)
  • Trauma: kompresi mekanik /instabilitas, hematoma (onset =  menit sampai jam)
  • Tumor (55% dari tumor spinal):  lymphoma, metastasis (lymphoma, pulmo, payudara, prostat), neurofibroma
-         Intradural-extramedullar
  • vascular: fistula arterio-venous dura,  subdural hematoma (anticoagulation)
  • tumours (40% dari tumor spinal): meningioma, schwannoma, neurofibroma
-         Intradural-intramedullar:
  • Tumor (5% dari tumor spinal): astrocytoma dan ependymoma adalah yang paling sering; juga ada hemangioblastoma dan dermoid
  • syringomyelia (penyebab tersering:  trauma, kongenital, idiopatik)
  • Infeksi /Inflamasi : TB,  sarcoid,  transverse myelitis
  • vascular (AVM,  ischemia)
Lesi Saraf Perifer
  • Neuropathies
  • Traumatic
  • Entrapments
  • Atrogenic
  • Inflammatory
  • Tumor

Selasa, 19 November 2013

JURNAL KEPERAWATAN PNEUMONIA



PNEUMONIA
PENDAHULUAN
Peneumonia adalah peradangan paru biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri (staphylococcus, pneumococcus, atau streptococcus) atau virus (respiratory syncytial virus). Penyebab yang kurang sering adalah mycoplasma, aspirasi benda asing, dan jamur. Kejadiannya seabagai penyakit primer atau komplikasi penyakit lain, pneumonia ditandai doleh eksudasi yang kental yang menyumbat alveolus dan menurunkan pertukaran oksigen. Bakteri atau virus dari pneumonia dapat mulai secara cepat.
            Biasanya terjadi pada bayi dan anak yang lebih mudah, pneumonia dapat terjadi pada semua usia, dengan insiden teertinggi selama  late fall, musim dingin, dan awal musim semi. Pengobatan terutama dukungan pernafasan pada bentuk virus dan antibiotik dan dukungan pernafasan pada bentuk bakteri.

PENGKAJIAN
Respirasi
  • Meningkatnya frekuensi pernafasan
  • Retraksi
  • Nyeri dada
  • Crackles
  • Penurunan bunyi nafas
  • Nasal flaring
  • Sianosis
  • Batuk produktif
  • Ronchi.
Kardiovaskuler
  • Takikardia
Neurologis
  • Nyeri kepala
  • Iritabilitas
  • Kesulitan tidur
Gastrointestinal
  • Penurunan nafsu makan
  • Nyeri lambung
Muskuloskeletal
  • Gelisah
  • Kelelahan
Integumen
  • Peningatan suhu  badan
  • Sianosis disekitar bibir.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan pertukran gas berhubungan dengan terkumpulnya eksudasi dan meningkatnya produksi mukus.


Hasil yang diharapkan
Anak akan meningkat pertukaran gas ditandai oleh mudah bernafas, warna kulit normal, berkurangnya kegelisahan.
Intervensi
  1. Atur posisi yang dapat meningkatkan kenyamanan anak
  2. ciptakan lingkungan yang lembab dan dingin dengan penggunaan sungkup wajah, oksigen kap, atau oksigen tenda.
  3. Berikan oksigen dengan menggunakan sungkup wajah, oksigen kap, atau iksigen tenda, sesuai petunjuk.
  4. Dorong anak melakukan latihan batuk dan nafas dalam setiap 2 jam
  5. Lakukan pengisapan lendir, bila perlu. Siapkan peralatan pengisapan lendir didekat anak.
  6. Lakukan fisioterapi dada setiap 4 jam, atau sesuai petunjuk.
  7. Kaji status pernafasan anak untuk menandai adanya dispnea, takipnea, wheezing, crackles, ronchi, dan sianosis.
  8. Berikan istirahat sesering mungkin.
  9. Robah posisi anak setiap 1 sampai 2 jam.

Rasional
  1. memberikan posisi yang nyaman, seperti posisi semi erect , membuat anak bernafas dengan mudah.
  2. Udara dingin yang dilembab pada jalan nafas, membantu mengencerkan lendir dan mengurangi iedema bronkial.
  3. Oksigen membantu mengurangi kegelisahan berhubungan dengan gangguan pernafasan dan hipoksemia.
  4. Batuk membantu mengeluarkan lendir; nafas dalam mendorong ekspansi paru.
  5. Pengisapan lendir disarankan untuk mempertahankan bebasnya jalan nafas, terutama jika anak batuk secara tidak efektif.
  6. Fisoterapi dada membantu menghilangkan eksudasi dan lendir keluar secara mudah melalui batuk dan pengisapan lendir.
  7. Tanda-tanda ini dapat berindikasi bahwa  pengobatan tidak efektif dan bahwa kondisi anak menjadi jelek.
  8. Cairan umumnya mengencerkan lendir
  9. Istirahat menyimpan energi yang diperlukan untuk melawan infeksi
  10. Perubahan posisi baring secara teratur membantu memobilisasi pengeluaran lendir.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hipertermia berhubungan dengan infeksi

Hasil yang diharapkan
Anak akan mempertahankan temperatur tubuh kurang dari 100˚ F (37,8˚ C)
Intervensi
  1. Pertahankan lingkungan yang dingin
  2. Berikan antipiretik (acetamoniphen atau ibuprofen, jangan aspiran), sesuai petunjuk.
  3. Monitor temperatur anak setiap 1 sampai 2 jam kemungkinan kenaikan secara tiba-tiba.
  4. Ambil sediaan sputum untuk kultur
  5. Berikan antimikrobial, sesuai petunjuk.
  6. Berikan kompres basah (98,6˚ F [37˚ C]), bila perlu, guna menurunkan demam.

Rasional
  1. Lingkungan yang dingin akan membantu menurunkan temperatur melalui kehilangan panas secara radiasi.
  2. Antipiretik biasanya menurunkan demam secara efektif guna kembali pada titik awal normal.
  3. Peningkatan suhu badan secara tiba-tiba dapat menbgakibatkan kejang-kejang.
  4. Sediaan sputum membantu mengidenfifikasi agen penyebab
  5. Antimikrobial akan menyerang organisma penyebab
  6. Konpres basah dingin pada permukaan tubuh menghilangkan suhu tubuh secara konduksi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Risiko penurunan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat hipertermia atau hiperpnea (atau keduanya).