EVI SETIA

EVI SETIA

Jumat, 25 Oktober 2013

Penyakit Sistem Respirasi



PENYAKIT SISTEM PERNAFASAN (RESPIRASI)
    
PENDAHULUAN
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
Sistem pernafasan tersusun atas saluran pernafasan dan paru-paru sebagai tempat perrtukaraan udara pernafasan. Pernafasan merupakan proses untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk mengubah sumber energi menjadi energi dan membuang CO2 sebagai sisa metabolisme.
Sistem pernafasan terdiri daripada lubang hidung, rongga hidung, faring, laring,  trakea , peparu , tulang rusuk , otot interkosta , bronkus , bronkiol , alveolus dan diafragma . Lubang hidung sampai bronchiolus disebut pars konduktoria karena fungsinya sebagai saluran udara respirasi.




ANATOMI DASAR SISTEM PERNAFASAN
Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru- paru beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma.
Saluran nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan alveoli. Di dalamnya terdapat suatu sistem yang sedemikian rupa dapat menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli. Terdapat juga suatu sistem pertahanan yang memungkinkan kotoran atau benda asing yang masuk dapat dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin.
Paru-paru dibungkus oleh pleura. Pleura ada yang menempel langsung ke paru, disebut sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietal menempel pada dinding rongga dada dalam. Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada.
STRUKTUR ALAT-ALAT PERNAPASAN
Alat-alat pernapasan pada manusia meliputi :
1. Hidung
2. Saluran pernapasan (faring, laring, trakea, bronkhus, bronkeolus, alveolus) dan Paru-paru.
1. Hidung       
Hidung merupakan organ pertama yang dilalui oleh udara. Di dalam rongga hidung terdapat rambut-rambut dan selaput lendir, yang berfungsi sebagai penyaring, penghangat, dan pengatur kelembaban udara yang akan masuk keparu-paru.
Sebaiknya bernapas selalu melalui hidung. Mengapa demikian ?  Pernahkah kalian merasa susahnya bernapas lewat hidung ketika flu ? 
2. Saluran Pernapasan :   
Faring
Faring (tekak) merupakan persimpangan antara kerongkongan dan tenggorokan. Terdapat katup yang disebut epiglotis (anak tekak) berfungsi sebagai pengatur jalan masuk ke kerongkongan dan tenggorokan. Pernahkah kalian tersedak makanan? Coba pikirkan apa penyebabnya ?
· Laring
Laring adalah pangkal tenggorokan, terdiri atas kepingan tulang rawan membentuk jakun dan terdapat celah menuju batang tenggorok (trakea) disebut glotis, di dalamnya terdapat pita suara dan beberapa otot yang mengatur ketegangan pita suara sehingga timbul bunyi.
· Trakea (Batang Tenggorok)   
Berupa pipa yang dindingnya terdiri atas 3 lapisan, yaitu lapisan luar terdiri atas jaringan ikat, lapisan tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan, dan lapisan dalam terdiri atas jaringan epitelium besilia. Terletak di leher bagian depan kerongkongan
· Bronkhus
Merupakan percabangan trakea yang menuju paru-paru kanan dan kiri. Struktur bronkhus sama dengan trakea, hanya dindingnya lebih halus. Kedudukan bronkhus kiri lebih mendatar dibandingkan bronkhus kanan, sehingga bronkhus kanan lebih mudah terserang penyakit
· Bronkheolus
Bronkheolus adalah percabangan dari bronkhus, saluran ini lebih halus dan dindingnya lebih tipis. Bronkheolus kiri berjumlah 2, sedangkan kanan berjumlah 3, percabangan ini akan membentuk cabang yang lebih halus seperti pembuluh.

· Alveolus
 Berupa saluran udara buntu membentuk gelembung-gelembung udara, dindingnya tipis setebal selapis sel, lembab dan berlekatan dengan kapiler darah.
Alveolus berfungsi sebagai permukaan respirasi, luas total mencapai 100 m2 (50 x luas permukaan tubuh) cukup untuk melakukan pertukaran gas ke seluruh tubuh.
3. Paru-paru
Berjumlah sepasang terletak di dalam rongga dada kiri dan kanan. Paru-paru kanan (pulmo dexter) memiliki 3 lobus (gelambir), sedangkan paru-paru kiri (pulmo sinister) memiliki 2 lobus (gelambir). Di dalam paru-paru ini terdapat alveolus yang berjumlah ± 300 juta buah. Bagian luar paru-paru dibungkus oleh selaput pleura untuk melindungi paru-paru dari gesekan ketika bernapas, berlapis 2 dan berisi cairan pleura. Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi.
Proses Sistem Pernapasan/Respirasi Pada Manusia
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.

SISTEM RESPIRASI
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1. Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
2. Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel
tubuh.
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan
dengan dua cara pernapasan, yaitu :
1. Respirasi / Pernapasan Dada
2. Respirasi / Pernapasan Perut
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan
tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus,
hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.
Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :
1. Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 —> H2CO3 —> H2 + CO2
2. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 —> HbO2
3. Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 —> Hb + O2
4. Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O —> H2 + CO2




KELAINAN / GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN / RESPIRASI PADA MANUSIA
Sistem peredaran oksigen yang diperlukan oleh tubuh manusia bisa mengalami
gangguan atau kelainan seperti :
1.  Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan 
Macam-macam peradangan pada sistem Pernafasan, seperti: bronchitis, laringitis, faringitis,
pleuritis, sinusitis.
a.  Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
b.  Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.
c.  Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang mempersempit jalan nafas. Penderita umumnya lebih suka menggunakan mulut untuk bernapas.
d.  Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebut pleura.
e.  Bronkitis, adalah radang pada bronkus.
f.   Asma, merupakan penyakit penyumbatan saluran Pernafasan yang disebabkan alergi terhadap rambut, bulu atau kotoran.
2.   Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus
a.  Pnemonia Bakteri.
Pnemonia yaitu infeksi akut yang terjadi pada paru / saluran napas bagian bawah yang
disebabkan oleh bakteri atau jamur.
Klasifikasi :
a). Berdasarkan luas lesi dapat dibedakan
•  Bronkopnemonia .
•  Pnemonia segmental.
•  Pnemonia lobar.
•  Pleropnemonia.
b). Berdasarkan mekanisme terjadinya, dibedakan atas :
  • Pnemonia yang didapat di Rumah sakit (” Hospital Acquired Pneumonia” / Nosocomial Pneumonia ) pada umumnya disebabkan oleh kuman gram negatip.
  • Pnemonia yang didapat diluar Rumah sakit / didalam masyarakat (“Community Acquired Pneumonia”) Pada umumnya disebabkan oleh kuman gram positip
  • Pnemonia pada penderita daya tahan tubuh menurun (Immunocompromized Pneumonia) Pada- umumnya disebabkan oleh mikroorganisme yang biasanya tidak patogen pada tubuh normal.
b. Tuberkolosis / TBC     
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil yangmengakibatkan bintil-bintil pada dinding alveolus. TBC, penyakit paru-paru yang diakibatkan oleh serangan bakteri Mycobacterium tuberculosa. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil-bintil atau peradangan pada dinding alveolus. Tuberkolosis atau TBC adalah infeksi karena bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat merusak paru-paru tapi dapat juga mengenai sistem saraf sentral (meningitis, sistem lymphatic, sistem sirkulasi (miliary TB), sistem genitourinary, tulang dan sendi.
Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita TBC. Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal. Tanggal 24 Maret diperingati dunia sebagai “Hari TBC”. Pada 24 Maret 1882 tersebut, Robert Koch di Berlin, Jerman, mempresentasikan hasil penyebab tuberkulosa yang ditemukannya.



3.  Masuknya air ke alveolus.    
Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara
a. Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.
b. Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga menyebabkan tubuh
kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia.
Kelainan Lain meliputi :
  1. Asfiksi, gangguan Pernafasan pada waktu pengangkutan dan penggunaan oksigen oleh jaringan, akibat tenggelam, pneumonia dan keracunan.
  2. Asidosis, kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah.
  3. Difteri, penyumbatan oleh lendir pada rongga faring yang dihasilkan oleh infeksi kuman difteri.
BRONKITIS
Definisi
Bronkitis (Bronchitis; Inflammation – bronchi) adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru).
Penyakit bronkitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.

Penyebab
Penyebab Bronkitis infeksiosa adalah virus, bakteri dan (terutama) organisme yang menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia).
Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru dan saluran pernafasan menahun.
Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari:
* Sinusitis kronis
* Bronkiektasis
* Alergi
* Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.
Bronkitis iritatif bisa disebabkan oleh:
- Berbagai jenis debu
- Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen sulfida, sulfur dioksida dan bromin
- Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida
- Tembakau dan rokok lainnya.
Gejala
Gejala bronkitis berupa:
- batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
- sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
- sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)
- bengek
- lelah
- pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
- wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan
- pipi tampak kemerahan
- sakit kepala
- gangguan penglihatan.

Bronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek, yaitu hidung meler, lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri tenggorokan.
Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya batuk tidak berdahak, tetapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau kuning. Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau.
Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa minggu.
Sesak nafas terjadi jika saluran udara tersumbat.
Sering ditemukan bunyi nafas mengi, terutama setelah batuk.
Bisa terjadi pneumonia.
Diagnosa
Diagnosis bronkitis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala, terutama dari adanya lendir.
Pada pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop akan terdengar bunyi ronki atau bunyi pernafasan yang abnormal.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
- Tes fungsi paru-paru
- Gas darah arteri
- Rontgen dada.








LARINGITIS (RADANG PITA SUARA)
Definisi
Laringitis adalah peradangan pada laring (pangkal tenggorok). Laring terletak di puncah saluran udara yang menuju ke paru-paru (trakea) dan mengandung pita suara.
Penyebab
Penyebab yang paling sering adalah infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya common cold). Laringitis juga bisa menyertai bronkitis, pneumonia, influenza, pertusis, campak dan difteri.
Laringitis bisa terjadi akibat:
- Penggunaan suara yang berlebihan
- Reaksi alergi
- Menghirup iritan (misalnya asap rokok).

Gejala
Gejala biasanya berupa perubahan suara berupa serak sampai hilangnya suara. Tenggorokan terasa gatal dan tidak nyaman.
Gejala lainnya yang juga bisa ditemukan:
- demam
- tidak enak badan
- kesulitan menelan
- sakit tenggorokan.
Pembengkakan laring menyebabkan terjadinya gangguan pernafasan.

Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Dengan cermin kecil bersudut seperti yang digunakan dokter gigi, dokter bisa melihat kemerahan dan pembengkakan pada laring.
Pengobatan
Pengobatan pada infeksi oleh virus tergantung kepada gejalanya.
Penderita sebaiknya mengistirahatkan pita suaranya dengan tidak bicara atau bicara dengan berbisik. Menghirup uap bisa meringankan gejala dan membantu penyembuhan daerah yang meradang.
Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik.
FARINGITIS (RADANG TENGGOROKAN)     
Definisi
Faringitis adalah suatu peradangan pada tenggorokan (faring).
Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Kebanyakan disebabkan oleh virus, termasuk virus penyebab common cold, flu, adenovirus, mononukleosis atau HIV.
Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah streptokokus grup A, korinebakterium, arkanobakterium, Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae.
Gejala
Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri tenggorokan dan nyeri menelan.
Selaput lendir yang melapisi faring mengalami peradangan berat atau ringan dan tertutup oleh selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah.
Gejala lainnya adalah:
- demam
- pembesaran kelenjar getah bening di leher
- peningkatan jumlah sel darah putih.
Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri, tetapi lebih merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri.
Ada 2 jenis faringitis
Faringitis Virus
Faringitis Bakteri
Biasanya tidak ditemukan nanah di tenggorokan
Sering ditemukan nanah di tenggorokan
Demam ringan atau tanpa demam
Demam ringan sampai sedang
Jumlah sel darah putih normal atau agak meningkat
Jumlah sel darah putih meningkat ringan sampai sedang
Kelenjar getah bening normal atau sedikit membesar
Pembengkakan ringan sampai sedang pada kelenjar getah bening
Tes apus tenggorokan memberikan hasil negatif
Tes apus tenggorokan memberikan hasil positif untuk strep throat
Pada biakan di laboratorium tidak tumbuh bakteri
Bakteri tumbuh pada biakan di laboratorium
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Jika diduga suatu strep throat, bisa dilakukan pemeriksaan terhadap apus tenggorokan.
Pengobatan
Untuk mengurangi nyeri tenggorokan diberikan obat pereda nyeri (analgetik), obat hisap atau berkumur dengan larutan garam hangat.
Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia dibawah 18 tahun karena bisa menyebabkan sindroma Reye.  Jika diduga penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik.

PLEURISI (RADANG PLEURA)
Definisi
Pleurisis / radang pleura (Pleurisy/Pleuritis/ Pleuritic chest pain) adalah suatu peradangan pada pleura (selaput yang menyelubungi permukaan paru-paru).
Pleurisi terjadi jika suatu penyebab (biasanya virus atau bakteri) mengiritasi pleura, sehingga terjadi peradangan.
Bila disertai dengan penimbunan cairan di rongga pleura maka disebut efusi pleura tetapi bila tidak terjadi penimbunan cairan di rongga pleura, maka disebut pleurisi kering.
Setelah terjadi peradangan, pleura bisa kembali normal atau terjadi perlengketan.
Penyebab
Penyebab utama:
Pneumonia
Infark paru akibat emboli paru
Kanker
Tuberkulosis
Artritis reumatoid
Lupus eritematosus sistemik
Infeksi parasit (misalnya amuba)
Pankreatitis
Cedera (misalnya patah tulang iga)
Bahan/zat iritatif dari saluran pernafasan atau tempat lain (misalnya abses) yang sampai ke pleura
Reaksi alergi terhadap obat-obatan seperti hidralazin, prokainamid, isoniazid, fenitoin, klorpromazin.
Gejala      
Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri dada, yang biasanya muncul secara tiba-tiba. Nyeri bervariasi, mulai dari rasa tidak enak sampai nyeri yang tajam dan menusuk. Nyeri bisa dirasakan hanya pada saat bernafas dalam atau batuk, atau bisa juga dirasakan terus menerus, tapi bertambah hebat bila bernafas dalam dan batuk.
Jika cairan tertimbun dalam jumlah yang besar, maka akan terjadi pemisahan lapisan pleura sehingga nyerinya hilang. Cairan dalam jumlah yang besar menyebabkan penderita mengalami kesulitan dalam mengembangkan paru-parunya pada saat bernafas sehingga terjadi gawat pernafasan.
Diagnosa
Diagnosis seringkali mudah ditegakkan karena nyerinya yang khas.
Pemeriksaan foto dada mungkin tidak akan menunjukkan adanya suatu pleurisi, tetapi bisa menggambarkan adanya patah tulang iga, penyakit paru-paru atau penimbunan sejumlah kecil cairan di rongga pleura.
Pengobatan
Pengobatan pleurisi tergantung kepada penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, diberikan antibiotik.
Jika penyebabnya adalah virus, tidak diperlukan pengobatan.
Jika penyebabnya adalah penyakit autoimun, dilakukan pengobatan terhadap penyakit yang mendasarinya.

SINUSITIS        
Definisi
Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus, bakteri maupun jamur.
Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat sinus yang ada (maksilaris, etmoidalis, frontalis atau sfenoidalis).
Penyebab
Sinusitis bisa bersifat akut (berlangsung selama 3 minggu atau kurang) maupun kronis (berlangsung selama 3-8 minggu tetapi dapat berlanjut sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun).
Penyebab sinusitis akut:
Infeksi virus.      
Sinusitis akut bisa terjadi setelah suatu infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya pilek).
Bakteri.
Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan normal tidak menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae). Jika sistem pertahanan tubuh menurun atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut.
Infeksi jamur.      
Kadang infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut.  Aspergillus merupakan jamur yang bisa menyebabkan sinusitis pada penderita gangguan sistem kekebalan. Pada orang-orang tertentu, sinusitis jamur merupakan sejenis reaksi alergi terhadap jamur.
Peradangan menahun pada saluran hidung. 
Pada penderita rinitis alergika bisa terjadi sinusitis akut. Demikian pula halnya pada penderita rinitis vasomotor.
Penyakit tertentu.
Sinusitis akut lebih sering terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan dan penderita kelainan sekresi lendir (misalnya fibrosis kistik).
Penyebab sinusitis kronis:
Asma
Penyakit alergi (misalnya rinitis alergika)
Gangguan sistem kekebalan atau kelainan sekresi maupun pembuangan lendir.
Gejala
Gejala khas dari kelainan pada sinus adalah sakit kepala yang dirasakan ketika penderita bangun pada pagi hari.
Sinusitis akut dan kronis memiliki gejala yang sama, yaitu nyeri tekan dan pembengkakan pada sinus yang terkena, tetapi ada gejala tertentu yang timbul berdasarkan sinus yang terkena:
Sinusitis maksilaris menyebabkan nyeri pipi tepat di bawah mata, sakit gigi dan sakit kepala.
Sinusitis frontalis menyebabkan sakit kepala di dahi.
Sinusitis etmoidalis menyebabkan nyeri di belakang dan diantara mata serta sakit kepala di dahi. Peradangan sinus etmoidalis juga bisa menyebabkan nyeri bila pinggiran hidung di tekan, berkurangnya indera penciuman dan hidung tersumbat.
Sinusitis sfenoidalis menyebabkan nyeri yang lokasinya tidak dapat dipastikan dan bisa dirasakan di puncak kepala bagian depan ataupun belakang, atau kadang menyebabkan sakit telinga dan sakit leher.
Gejala lainnya adalah:
- tidak enak badan
- demam
- letih, lesu
- batuk, yang mungkin semakin memburuk pada malam hari
- hidung meler atau hidung tersumbat.
Demam dan menggigil menunjukkan bahwa infeksi telah menyebar ke luar sinus. Selaput lendir hidung tampak merah dan membengkak, dari hidung mungkin keluar nanah berwarna kuning atau hijau.
Sinusitis & Gangguan Sistem Kekebalan
Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol atau penderita gangguan sistem kekebalan, jamur bisa menyebabkan sinusitis yang berat dan bahkan berakibat fatal.
Mukormikosis (fikomikosis) adalah suatu infeksi jamur yang bisa terjadi pada penderita diabetes yang tidak terkontrol.
Pada rongga hidung terdapat jaringan mati yang berwarna hitam dan menyumbat aliran darah ke otak sehingga terjadi gejala-gejala neurologis (misalnya sakit kepala dan kebutaan). Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap jaringan yang mati tersebut.
Pengobatannya meliputi pengendalian diabetes dan pemberian obat anti-jamur amfoterisin B secara intravena (melalui pembuluh darah).
Aspergillosis dan kandidiasis merupakan infeksi jamur pada sinus yang bisa berakibat fatal pada penderita gangguan sistem kekebalan akibat terapi anti-kanker atau penyakit (misalnya leukemia, limfoma, mieloma multipel atau AIDS).
Pada aspergillosis, di dalam hidung dan sinus terbentuk polip. Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap polip.
Pengobatannya berupa pembedahan sinus dan pemberian amfoterisin B intravena.



Diagnosa
Diganosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala, foto rontgen sinus dan hasil pemeriksaan fisik.
Untuk menentukan luas dan beratnya sinusitis, bisa dilakukan pemeriksaan CT scan.
Pada sinusitis maksilaris, dilakukan pemeriksaan rontgen gigi untuk mengetahui adanya abses gigi.
Pengobatan
Sinusitis akut , Untuk sinusitis akut biasanya diberikan:
Dekongestan untuk mengurangi penyumbatan
Antibiotik untuk mengendalikan infeksi bakteri
Obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa nyeri.
ASMA
Pendahuluan
Penyakit asma berasal dari kata “asthma” yang diambil dari bahasa Yunani yang berarti “sukar bernapas.” Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak napas, batuk dan mengi yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas.
Penyakit asma adalah penyakit yang mempunyai banyak faktor penyebab, dimana yang paling sering karena faktor atopi atau alergi. Faktor-faktor penyebab dan pemicu penyakit asma antara lain debu rumah dengan tungaunya, bulu binatang, asap rokok, asap obat nyamuk, dan lain-lain.
Penyakit ini merupakan penyakit keturunan. Bila salah satu atau kedua orang tua, kakek atau nenek anak menderita penyakit asma maka bisa diturunkan ke anak. Prof Dr. dr Heru Sundaru, Sp.PD, KAI, Guru Besar Tetap FKUI menjelaskan, “penyakit asma bukan penyakit menular tapi penyakit keturunan.”
Gejala Penyakit Asma    
Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak nafas yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu.
Penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau setelah terpapar oleh alergen maupun iritan. Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan timbulnya gejala.
Diagnosa Penyakit Asma    
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas. Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan spirometri berulang. Spirometri juga digunakan untuk menilai beratnya penyumbatan saluran udara dan untuk memantau pengobatan.
Saluran pernapasan penderita asma memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan (bronchial hyperreactivity = hipereaktivitas saluran napas). Asap rokok, tekanan jiwa, alergen pada orang normal tidak menimbulkan asma tetapi pada penderita asma rangsangan tadi dapat menimbulkan serangan.
Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran pernafasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.
Gambar 1 : Respon Kekebalan Tubuh
Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara.
Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernafas.
Sel-sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel mast) diduga bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Sel mast di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya:
  • kontraksi otot polos
  • peningkatan pembentukan lendir
  • perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki.
Sel mast mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu binatang.


Faktor Pencetus Serangan Asma     
  1. Faktor pada pasien
    • Aspek genetik
    • Kemungkinan alergi
    • Saluran napas yang memang mudah terangsang
    • Jenis kelamin
    • Ras/etnik
  2. Faktor lingkungan
    • Bahan-bahan di dalam ruangan :
      • Tungau debu rumah
      • Binatang, kecoa
    • Bahan-bahan di luar ruangan :
      • Tepung sari bunga
      • Jamur
    • Makanan-makanan tertentu, bahan pengawet, penyedap, pewarna makanan
    • Obat-obatan tertentu
    • Iritan (parfum, bau-bauan merangsang, household spray )
    • Ekspresi emosi yang berlebihan
    • Asap rokok dari perokok aktif dan pasif
    • Polusi udara dari luar dan dalam ruangan
    • Infeksi saluran napas
    • Exercise induced asthma, mereka yang kambuh asmanya ketika melakukan aktivitas fisik tertentu
    • Perubahan cuaca
Pengobatan Asma
Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan penyakit asma. Hal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadi.
Ada usaha-usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma, antara lain :
  1. Menjaga kesehatan
  2. Menjaga kebersihan lingkungan
  3. Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
  4. Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Mengobati disini bukan berarti menyembuhkan penyakitnya, melainkan menghilangkan gejala-gejala yang berupa sesak, batuk, atau mengi. Keadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali.
Obat-obatan bisa membuat penderita penyakit asma menjalani kehidupan normal. Pengobatan segera untuk mengendalikan serangan penyakit asma berbeda dengan pengobatan rutin untuk mencegah serangan penyakit asma.
Untuk mengobati serangan penyakit asma yang sedang terjadi diperlukan obat yang menghilangkan gejala penyakit asma dengan segera. Obat tersebut terdiri atas golongan bronkodilator dan golongan kortikosteroid sistemik.
PNEUMONIA (RADANG PARU)
Definisi
Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus maupun jamur.
Penyebab
Penyebab pneumonia adalah:
  1. Bakteri (paling sering menyebabkan pneumonia pada dewasa): – Streptococcus pneumoniae – Staphylococcus aureus – Legionella – Hemophilus influenzae
  2. Virus: virus influenza, chicken-pox (cacar air)
  3. Organisme mirip bakteri: Mycoplasma pneumoniae (terutama pada anak-anak dan dewasa muda)
  4. Jamur tertentu.
Adapun cara mikroorganisme itu sampai ke paru-paru bisa melalui:
- Inhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari udara yang tercemar
- Aliran darah, dari infeksi di organ tubuh yang lain
- Migrasi (perpindahan) organisme langsung dari infeksi di dekat paru-paru.
Beberapa orang yang rentan (mudah terkena) pneumonia adalah:
  1. Peminum alkohol
  2. Perokok
  3. Penderita diabetes
  4. Penderita gagal jantung
  5. Penderita penyakit paru obstruktif menahun
  6. Gangguan sistem kekebalan karena obat tertentu (penderita kanker, penerima organ cangkokan)
  7. Gangguan sistem kekebalan karena penyakit (penderita AIDS).
Pneumonia juga bisa terjadi setelah pembedahan (terutama pembedahan perut) atau cedera (terutama cedera dada), sebagai akibat dari dangkalnya pernafasan, gangguan terhadap kemampuan batuk dan lendir yang tertahan.
Yang sering menjadi penyebabnya adalah Staphylococcus aureus, pneumokokus, Hemophilus influenzae atau kombinasi ketiganya.
Pneumonia pada orang dewasa paling sering disebabkan oleh bakteri, yang tersering yaitu bakteri Streptococcus pneumoniae (pneumococcus).
Pneumonia pada anak-anak paling sering disebabkan oleh virus pernafasan, dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun. Pada usia sekolah, pneumonia paling sering disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae.
Pneumonia dikelompokkan berdasarkan sejumlah sistem yang berlainan. Salah satu diantaranya adalah berdasarkan cara diperolehnya, dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu “community-acquired” (diperoleh diluar institusi kesehatan) dan “hospital-acquired” (diperoleh di rumah sakit atau sarana kesehatan lainnya).
Pneumonia yang didapat diluar institusi kesehatan paling sering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae.
Pneumonia yang didapat di rumah sakit cenderung bersifat lebih serius karena pada saat menjalani perawatan di rumah sakit, sistem pertahanan tubuh penderita untuk melawan infeksi seringkali terganggu. Selain itu, kemungkinannya terjadinya infeksi oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik adalah lebih besar.

Gejala
Gejala-gejala yang biasa ditemukan adalah:
- batuk berdahak (dahaknya seperti lendir, kehijauan atau seperti nanah)
- nyeri dada (bisa tajam atau tumpul dan bertambah hebat jika penderita menarik nafas dalam atau terbatuk)
- menggigil
- demam
- mudah merasa lelah
- sesak nafas
- sakit kepala
- nafsu makan berkurang
- mual dan muntah
- merasa tidak enak badan
- kekakuan sendi
- kekakuan otot.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
- kulit lembab
- batuk darah
- pernafasan yang cepat
- cemas, stres, tegang
- nyeri perut.

Diagnosa
Pada pemeriksaan dada dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar suara ronki.
Pemeriksaan penunjang:
Rontgen dada
Pembiakan dahak
Hitung jenis darah
Gas darah arteri.

Pengobatan
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per-oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah.
Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik.
Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.

Pencegahan
Untuk orang-orang yang rentan terhadap pneumonia, latihan bernafas dalam dan terapi untuk membuang dahak, bisa membantu mencegah terjadinya pneumonia.
Vaksinasi bisa membantu mencegah beberapa jenis pneumonia pada anak-anak dan orang dewasa yang beresiko tinggi:
Vaksin pneumokokus (untuk mencegah pneumonia karena Streptococcus pneumoniae)
Vaksin flu
Vaksin Hib (untuk mencegah pneumonia karena Haemophilus influenzae type b).


PENYAKIT TBC
Pendahuluan
Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia.
Penyebab Penyakit TBC      
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).
Cara Penularan Penyakit TBC  
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.
Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.




Gejala Penyakit TBC
Gejala sistemik/umum
  • Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
  • Penurunan nafsu makan dan berat badan.
  • Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
  • Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala khusus
  • Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang disertai sesak.
  • Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
  • Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
  • Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.

Penegakan Diagnosis
Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:
  • Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
  • Pemeriksaan fisik.
  • Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
  • Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
  • Rontgen dada (thorax photo).
  • Uji tuberkulin.
BATUK DAN PILEK
Baik batuk maupun pilek merupakan suatu gejala, bukan penyakit. Batuk adalah suatu refleks pertahanan tubuh untuk mengeluarkan dahak, riak, dan benda asing (misal kacang, dsb) dari saluran nafas, sedangkan pilek adalah suatu gejala adanya cairan encer atau kental dari hidung yang disebut ingus.
Obat batuk dan pilek digunakan untuk menghilangkan gejala penyakit sehingga disebut simtomatik. Batuk dan pilek menyerang saluran pernapasan bagian atas dan seringkali mengganggu aktivitas sehari-hari. Obat batuk dan pilek dapat digunakan bila dirasakan gejala sudah mengganggu.

Obat Batuk     
Batuk terdiri dari 2 jenis, yaitu batuk kering (non produktif) dan batuk berdahak (produktif). Untuk mengobati batuk tergantung dari jenis batuk yang diderita.
Obat batuk dibagi menjadi:
  1. Anti-tusif: dekstrometorfan dan difenhidramin
  2. Ekspektoran: guaifenesin, gliseril guaikolat, ammonium klorida, bromheksin dan succus liquiritiae
Antitusif digunakan untuk mengobati batuk kering, sedangkan ekspektoran untuk mengobati batuk berdahak.
Antitusif bekerja dengan menekan rangsangan batuk di pusat batuk yang terletak di sumsum lanjutan (medulla), sedangkan ekspektoran bekerja dengan memperbanyak produksi dahak encer yang menyebabkan kekentalannya mengurangi sehingga mempermudah pengeluarannya dengan batuk.
Obat Pilek       
Obat pilek dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
  1. Antihistamin : klorpeniramin, difenhidramin, feniramin dan tripolidin.
  2. Dekongestan : pseudoefedrin, efedrin, fenilefrin dan fenilpropanolamin.
Pilek dapat juga disebabkan alergi. Antihistamin (AH1) berguna untuk pengobatan simtomatik berbagai penyakit alergi dan mencegah atau mengobati mabuk perjalanan. Penyakit alergi tipe eksudatif akut dapat diobati oleh AH1 tetapi efeknya hanya membatasi dan menghambat efek histamin yang dilepaskan pada saat reaksi antigen-antibodi terjadi.
Dekongestan bekerja dengan menimbulkan venokonstriksi (penyempitan pembuluh vena) dalam mukosa hidung sehingga mengurangi volume mukosa dan akhirnya dapat mengurangi penyumbatan hidung.
Obat saluran nafas golongan dekongestan digunakan dengan tujuan untuk memperlancar pernafasan di hidung. Bentuk sediaan yang tersedia bisa tablet lepas lambat, sirup dan drop, balsam, inhaler, tetes hidung atau semprot hidung. Untuk semprot hidung baiknya konsultasi dulu ke dokter.
Ketahui Penyebab Batuk dan Pilek
Sebelum memutuskan untuk mencari pengobatan, sebaiknya dicari dahulu penyebab pilek dan batuk tersebut. Untuk pilek dan batuk yang disebabkan oleh alergi sebaiknya menghindari zat penyebab alergi tersebut.
Dalam mencari tahu penyebab batuk dan pilek, anda bisa mencari pertolongan dokter. Untuk mengobati batuk, penting untuk mengidentifikasi jenis batuk penderita apakah batuk kering atau batuk berdahak.
Antihistamin memiliki efek samping dapat menimbulkan kantuk, sehingga penggunaannya disesuaikan dengan aktivitas.
Untuk pemilihan obat saluran nafas yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.